07 Agustus 2009

Kesaksian Selembar Bulu Mata


oleh : Jabbar Hubbi

Alkisah di Hari Pembalasan kelak, ada seorang hamba Allah sedang di adili. Ia dituduh bersalah, karena telah menyia-nyiakan hidupnya di dunia untuk selalu berbuat maksiat. Tetapi dalam pengadilan itu ia bersikeras membantah tuduhan itu.

“Tidak. Demi langit dan bumi sungguh tidak benar. Saya tidak melakukan semua yang dituduhkan itu.”
“Bagaimana engkau mau menyangkalnya,sedangkan saksi-saksi mengatakan engkau betul-betul telah menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam dosa,” jawab malaikat.

Dan si orang itu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu ke segenap penjuru, mencari-cari saksi yang diajukan itu. Tetapi anehnya, ia tidak menjumpai seorang saksi pun yang sedang berada disitu. Di situ hanya ada dia sendirian. Maka ia pun menyanggah, “Manakah saksi-saksi yang kau maksudkan? Di sini tidak ada siapa kecuali aku sendirian dan suaramu.”
“Inilah saksi-saksi itu,” ujar malaikat.
Tiba-tiba saja mata dari orang tersebut angkat bicara, “Saya yang digunakan oleh orang itu untuk memandang hal-hal yang dilarang Allah.”
Dan kemudian disusul oleh kesaksian telinga, “Saya yang mendengarkan.”
Sang hidung pun tidak mau ketinggalan, “Saya pulalah yang mencium.”
Begitu juga bibir langsung mengaku, “Saya yang merayu.”
Lidah tidak mau kalah, “Saya yang mengisap.”
Tangan meneruskan, “Saya yang meraba dan meremas.”
Kaki ikut menyusul pula, “Saya yang dipakai lari ketika ketahuan.”
“Nah, belum cukupkah saksi-saksi ini? kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan memberikan kesaksian tentang perbuatan maksiatmu itu”, ucap malaikat.

Orang tersebut tidak dapat melanjutkan sanggahannya lagi. Tubuhnya tiba-tiba saja merasa lemas karena merasa tidak ada harapan lagi.Ia putus asa dan amat berduka, sebab sebentar lagi bakal dijebloskan ke dalam api jahanam. Padahal, sebelumnya ia merasa bakal terbebas dari tuduhan-tuduhan dosa itu.

Manakal ia sedang dilanda kesedihan itu, tiba-tiba terdengar suara sayup yang amat lembut, seperti desir angin dari selembar bulu matanya:
“Saya juga hendak mengangkat sumpah sebagai saksi dari orang ini”
“Silakan”, kata malaikat.
“Terus terang saja, menjelang ajal datang menjemputnya, pada suatu tengah malam yang lengang, saya pernah dibasahinya dengan air mata ketika ia sedang menangis menyesali perbuatan buruknya. Bukankah Nabinya pernah berjanji, bahwa apabila ada seorang hamba melakukan kesalahan, kemudian ia bertobat dan menangis di hadapan Allah, walaupun hanya selembar bulu matanya saja yang terbasahi air matanya, namun sudah diharamkan dirinya dari ancaman api neraka? Maka saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi bahwa ia telah melakukan tobat sampai membasahi saya dengan air mata penyesalan.”

Malaikat terdiam, dan kemudian mengadukan kesaksian bulu mata tersebut kepada Allah.
Konon, dengan kesaksian selembar bulu mata itu, orang tersebut di bebaskan dari ancaman api neraka dan diantarkan menuju pintu surga. Sampai terdengar suara bergaung kepada para penghuni surga: “Lihatlah, Hamba Tuhan ini masuk surga karena pertolongan selembar bulu mata.”

*******

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar